Tips Editing Cepat, Menggunakan Report Atau Script Untuk Video


Ketika produksi film pendek atau video secara tim, selain seru, kalau terorganisir dengan baik dari mulai pra produksi dengan melengkapi sesuai prosedur selain melatih pengoragniasian tim, kerja sesuai prosedur, juga melatih kecepatan dalam bekerja. Wajar akalau pertama melakukannya akan terasa sedikit lama, tapi kalau berkali-kali digunakan saya yakin pembuatan video atau film pendek bisa lebih cepat dibanding spontan dan tidak tertata rapih. Kalau di pra produksi kita membuat skenario, shot list, atau storyboard atau setiap departemen membuat breakdown, maka semua crew seharusnya belajar semua. Di sini peranan sutradara bersama para director (DOP, Art Director, dan Sound Director) untuk menyamakan visi dan semangat semua crewnya diuji dan didiskuiskan bersama. Karena tahap pra produksi adalah tahap penting, tahap brain storming yang dituangkan ke dalam breakdown. Dan ketika produksi dimulai, maka dibutuhkan report, biasanya departemen sutradara membuat script continuity, departemen kamera membuat camera report, dan departemen suara membuat sound report. Kalau untuk pembuatan video bisa menggunakan script coninuity saja, misalnya hanya empat sampai enam crew saja. Tapi lebih lengkap lebih baik untuk fokus kerja yang lebih baik. Bagaimana setelah produksi selesai?
Ada beberapa hal yang peru diperhatikan dalam editing, supaya editing cepat, langkah-langkahnya adalah:
  1. Bawa script continuty ke editor
  2. Pilih gambar terbaik, rubah nama file
  3. Samakan gambar dengan suara terbaik
  4. Gunakan vareasi gambar
  5. Buang suara dari kamera
  6. Gunakan VFX atau motion grafis
  7. Pilih musik atau SFX yang tepat
  8. Rendering
  9. Encoding

1. Bawa Script Continuty Ke Editor

Script continuty yang tertata rapih berdasarakan urutan slate atau roll, dan memuat shot dan berapa kali take. Dan di bagian keterangan akan memuat infromasi adegan, atau penambahan infromasi yang bisa digunakan untuk editing maupun post production atau istilah lain dari editing offline sampai editing online. Semua crew apalagi crew kecil dengan jumlah sedikit tentu saja wajib menghadiri proses editing, sebagi bentuk dukungan dan siap membantu tim atau departemen editor ketika membutuhkan bantuan saat  menyelesaikan editannya. Untuk mendownload filenya bisa klik link di sini: 

B.  Camera Report

C. Sound Report


2. Pilih Gambar Terbaik, Rubah Nama File

Kalau waktunya masih banyak, cek juga gambar yang dianggap kurang bagus. Tapi kalau waktunya sempit, langsung memilih roll atau slate yang hasil gambar dari semua kameranya bagus kalau menggunakan dua atau tiga kamera. Dan langsung rubah nama otomatis dari kamera dirubah menjadi nama dengan nomor roll atau slate, misalnya untuk slate atau nomor 19 dari kamera 3 pada produksi video Multimedia, maka sebaiknya dirubah menjadi 19MMk3, istilahnya rename. Ini mempermudah editor dalam mencari gambar terbaik, tanpa perlu memeriksanya, karena sudah diperiksa oleh profesi 

3. Samakan Gambar Dengan Suara Terbaik

Impor semua gambar yang sudah direname tadi ke dalam video editor, yaitu Adobe Premiere. Gunakan suara clapper untuk sinkronisasi suara atau menyamakan posisi suara. Misal kamera 1 dari kamera tampak depan di letakan di layer Video 01, kamera dua dari sudut seperti depan diletakan di layer Video 02, dan kamera tiga dari kamera yang lebih mobile diletakan di layer video 03. Jangan lupa gunakan headset ketika proses editing. File suara dari tata suara juga sudah bisa disamakan. Atau di langkah ketiga ini bisa bikin dua tim editing, misalnya editing di roll pertama sampai tengah oleh satu orang editor, dan untuk tengah sampai gambar terkahir oleh editor kedua. Sambil mengisi log editing, untuk tim ketiga yaitu editing tata suara.

4. Gunakan Vareasi Gambar

Setelah posisi gambar dari tiga kamera tampak depan, sepertiga depan dan samping dengan berbagai jenis shot misalnya close up,  full shot, dasn long shot berada di posisi bersamaan dari detik pertama. Maka untuk membuat vareasi gambar akan sangat mudah sekali, tinggal memotong bagian gambar yang tidak digunakan, cukup memakai razor tool atau silet dan tombol delete pada keyboard. Ketika di detik pertama membutuhkan  gambar long shot di kamera tiga, maka kamera tiga karena berada di atas, otomatis sebenranya layer pada video 01 dan 02 tidak perlu dipotong. Tapi kalau mau dipotong mungkin supaya rendernya tidak berat ya oke juga. Tapi kalau menginginkan gambar close up yang ada di kamera pertama, maka layer video 03 dan layer 02 tentu saja harus dipotong supaya tidak menutupi layer video 01. Dan kalau kamera 2 yang menggunakan frame full shot, maka cukup layer video 03 saja yang dipotong. Mudah, kan. Ini bisa dilakukan oleh dua editor yang menangani bagian awal ke tengah, dan ediotr kedua yang menangani bagian selanjutnya sampai akhir. Lalu di tahap ini editor satu dan editor dua menggabungkan dua  editan gambar dai awal sampai akhir. Yang kemudian dilihat oleh sutradara atau klien, kalau ok tahap ini sudah dianggap picture lock, tidak ada perubahan pada gambar lagi.

5. Buang suara dari kamera

Impor suara dari alat tata suara untuk menggantikan semua suara dari semua kamera. Singkronkan posisi dengan tanda dari suara clapper, ketika semuanya pas potong dengan razor atau tool yang berbentuk silet pas poisisi suara melewati aba-aba sutradara "Action". Unlink atau putuskan hubungan semua suara dari kamera dan buang semua suara dari kamera untuk digantikan suara yang bagus dari penata suara. Proses ini bisa ditangani dua editor tadi atau diberikan ke tim tata suara untuk pengeditan suara. 

6. Gunakan VFX atau motion grafis

Visual effect atau motion grafis bisa diperlukan ataupun tidak tergantung klien, tapi biasanya untuk video profil sangat memerlukan motion grafis ini dengan menggunakan Adobe After Effects. Tinggal memilah bagian mana dari gambar yang sudah disusun yang memerlukan efek atau grafis, tinggal dibagi dengan tim suapaya lebih cepat. Dan tinggal dikopi dari Adobe Premier, setelah itu buat komposisi di After Effect dan dipaste sesuai durasi di adobe premier. Barulah diolah komposisi efeknya, entah berupa transisi, ataupun grafis keren yang sesuai. Kalau sudah tinggal dirender atau diekspor menjadi footage baru, yang kemudian akan diganti kembali di Premier. Proses ini bisa dibilang proses penyempurnaan atau editing online.

7. Pilih musik atau SFX yang tepat

Proses ini bisa ditangani dua editor tadi atau diberikan ke tim tata suara untuk pengeditan suara. Setelah suara vokal selesai, langkah selanjutnya adalah memasukan backsound atau musik latar atau SFX (soundeffeck) jiga diperlukan. Dan kembali sutradara atau klien akan mengecek hasil akhirnya untuk diACC atau disetujui tidaknya. Efek suara atau soundeffect (SFX) biasanya dibuat oleh folley artist dengan setingan rekamnnya lebih tinggi dibanding suara vokal manusia, tentu saja ini termasuk ke dalam departemen tata suara. Maka tidak heran beberapa sound director berasal dari kalangan musisi. Untuk musik latar juga selain sebaiknya dibuat tim tata suara, bisa juga dengan menyewa atau meminta izin penggunaan musik, di materi selanjutnya akan saya bahas. Cara termudah tentu saja mendownload sefek suara atau musik dari audio gallery di Youtube Studio, tentunya memilih yang free monetize atau sesuai ketentuannya. Tapi ini free untuk dipublish di youtube saj, belum tentu di media sosial lainnya tidak kena hak cipta.


8. Rendering

Setelah dipastikan oke, sebaiknya minta dicek agi sama sutradara atau klien untuk memastikan tidak ada perubahan. Karena proses rendering tidak bisa dibilang cepat, tergantung durasi, berapa layer yang digunakan, berapa banyak imej dan suara yang digunakan, juga spek komputer yang dipakai. Kalau cek dan ricek sudah dilakukan, tentu saja tinggal ekspor untuk rendering paling umum biasanya menggunakan format H 264, haislnya langsung file MP4.

9. Encoding

Hasil rendering biasanya memilih hasil maksimal, minimal memilih HD (High Depinition), tapi kalau ada keinginan klien yang spesial karena akan dipublish di platform yang lain, ya tentu saja membutuhkan sofware encoder untuk mengkompress file video menjadi file yang diinginka, untuk software dari Adobe Systems bisa memilih Adobe Encoder, tapi kalau mau menggunakan software lain yang open source, saya menggunakan Handbrake.


Begitulah sembilan langkah proses editing dengan menggunakan script contunity ketika produksi. Ini hasil pengalaman saya bersama tim Vocatinal Video Chalenge 2020 yang diadakan oleh AHM. Karena dengan produksi atau berkarya sama dengan melatih dan memperdalam stiap aspek dalam pembuatan video dari pra produksi, produksi, sampai pasca produksi masih terus dipelajari dan dimaksimalkan, semangart!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

50 Soal PAT Desain Grafis Percetakan

  SOAL PAT SMK TELADAN KERTASEMAYA TAHUN PELAJARAN 2022/2023   Nama Guru                     : Ahmad Zeni, S.Sn Mata Pelajaran    ...