Selasa kemarin, saya mengikuti Rapat Pengararah Teknis Untuk Festival Film Animasi Cerita Rakyat dihadiri peserta yang proposal filmnya disetujui panitia dan juri. Kebetulan selain saya menjadi salah satu perserta yang disetujui proposalnya, juga menjadi pengajar di kompetensi Multimedia SMK Teladan Kertasemaya. Soal audio tentu saja dipelajari di multimedia terutama di mata pelajaran Animasi, juga mata pelajaran Audio dan Video, dan untuk Animasi di angkatan ke IV ini setelah merekam suara (voice over atau dubbing), saya meminta mereka membuat storyboard yang kemudian harus disatukan dengan suara menjadi animatik. Wah, dan proses ini ternyata cukup benar ketika saya mendengarkan pemaparan pematerinya, terutama dari ketua AINAKI, pak Daryl Wilson. AINAKI ini organisasi animasi di Indonesia yang mewadahi dari studio besar berbadan hukum, sampai lembaga pendidikan. Tips merekam ini saya gabung dengan beberapa sumber, dan tentunya pengalaman sendiri sebagi pengajar dan kreator, terutama bagi pemula yang tidak punya alat rekam yang memadai, apa saja tuh tipsnya?
Tahap terpenting dalam pembuatan film yaitu Pra Produksi, tahap ini harus diberi waktu yang cukup. Ya tentu saja berkaitan dengan cerita dan karakter, storyboard, dan animatik kalau di pembuatan film animasi. Karena animasi bukanlah genre atau jenis cerita ya, tapi animasi adalah teknik produksi. Nah, kalau cerita sudah ada dan diolah dengan melalui riset dan didiskusikan ya tentu saja kita akan membahas tips merekam suara.
Merekam suara bagi yang memulai membuat film atau animasi cukup dengan hape juga bisa tapi ada dua hal yang harus diperhatikan ketika merekam. Merekam suara ada yang menyebut sebagai VO atau voice over ada juga yang menyebut dubber. Kalau melihat dari channel milik dubber atau voice over artist, misalnya Tisa Juliyanti, kalau boleh menyimpulkan dan digabung dengan materi dari Rapat Pengarah Teknis Festival Film Animasi, voice over biasanya buat iklan dan juga animasi yang belum jadi, karena suara dalam animasi dibuat terlebih dahulu sebelum menganimasikan gambar. Sementara dubbing ketika produksi rekam gambar atau nganimasi sudah lewat.
Tips pertama kalau menggunakan hape sebagai media rekam, tanpa studio rekam yang kedap suara, gunakan selimut atau kain untuk menutupi dari suara berisik dari luar atau noise. Semakain sepi atau jauh dari jalan raya, ya semakin baik. Saya juga pernah melihat video proses shooting yang berada di ruangan kosong, yang bergema, temboknya memantulkan suara, akhirnya crew tata suara membentangkan kain di sekeliling talent atau pemain yang akan direkam suaranya. Jadi kain ini berfungsi sebagai alat bantu supaya meminimalisir dari suara dari luar yang tidak diinginkan masuk ke dalam.
Dan yang kedua jangan sampai ada poping sound yang berasal dari suara mulut atau suara hembusan mulut, karena itu jadi kurang enak didengar. Jadi posisi mic jangan terlalu di depan mulut, rada menyamping. Kalau menggunakan lavalier mic baiknya ditambahkan windscreen atau penutup micnya yang empuk, biasanya berwarna hitam. Katanya windscreen yang berbulu lebih baik dibanding yang biasa, ini terutama untuk perekaman di luar ruangan atau out door. Untuk voice over katanya selalu membuat tiga jenis suara, selain disesuaikan naskah yang dibaca yang penuh penghayatan, intonasi, dan artikulasi, juga bikin tiga suara dari muali nadanya yang rendah, biasa, dan dengan nada yang tinggi.
Jadi, hanya dua saja tips merekam suara dengan HP, ditutupi kain dan posisi alat perekam jangan terlalu di depan mulu, tapi rada menyamping. Nah, untuk di kompetensi Multimedia SMK Teladan masih merencanakan punya ruangan kedap suara untuk rekaman suara, tapi sudah punya alat rekam berupa handyrecorder, ada dua setingan pada alat perekam yaitu setingan untuk VO atau vokal dan untuk SFX atau visual efek, untuk materi lengkapnya silahkan didownload di: Settingan Handyrecorder
Tidak ada komentar:
Posting Komentar