Dunia desain grafis sekarang semakin mudah, dengan banyak pilihan software dari yang profesional sampai yang instant. Koneksi internet juga semakin membuat semakin mudahnya dalam mendesain, mencari gambar, foto, ikon, border, frame, dan elemen garfis lainnya, juga beribu font atau jenis huruf dengan tema dan bentuk yang sesuai dengan tema banyak sekali. Tapi tetap mendesain itu ada rambu-rambu yang bisa dijadikan patokan supaya membuat desain semakin bagus. Jadi langkah-langkah membuat desain itu gimana sebaiknya?
Yang pertama tentu ide, ide muncul biasanya karena ada masalah atau kebutuhan yang harus dijawab dalam bentuk karya desain grafis. Ide dan masalah tadi tentu saja dicari, dengan cara riset misalnya. Riset langsung dan riset khusus, riset langsung karena setiap hari terlihat atau bertemu, dan riset khusus karena akan diteliti lebih detil lagi. Riset itu bisa berupa mendatangi lokasi sumber ide untuk memecahkan masalah. Membaca buku, menonton film, video, dan referensi lainnya yang berkaitan dengan desain juga termasuk riset. Melihat karya desain sejenis juga merupakan riset yang disarankan, karena desain tidak boleh sama persis dengan yang pernah ada, malah harusnya bisa menjadi hal baru atau modifikasi dan perbaikan dari desain sebelumnya.
Setelah melakukan riset dengan mengamati, datang langsung ke lokasi, membaca, menonton dan mengamati banyak karya sebagai referensi dan mencatatnya dalam buku, juga membuat sketsa kasar atau thumbnail untuk bagian menarik dan penting yang bisa dikembangkan lagi. Thumbnail dibuat kecil-kecil tapi masih terlihat jelas, misalnya dalam kertas ukuran A4 bisa membuat belasa thumbnail, disertai catatan penting yang berkaitan dengan thumbnail tersebut. Proses ini penting sekali karena menangkap ide tanpa batas, menguras pikiran, tapi sebenarnya kalau serius mengeksplore ini adalah proses yang seru menarik dan bikin mata melek berjam-jam. Karena ide memang ditangkap sebanyak-banyakanya, entah coretan maupun gambar kecil tadi akan diseleksi lagi untuk dijadikan beberapa sketsa yang paling menarik, paling menjawab soal dan masalah, dan yang paling informatif atau menginspirasi idenya. Biasanya ide yang nakal dan menggelitik lebih disukai klien dan target audiens.
Sketsa yang dibuat biasanya ukurannya lebih besar dibanding thumbnail, misalnya menjadi ukuran A4 untuk satu sketsa saja. Proses mensketsa adalah mengambil detil dari coretan kecil atau thumbnail. Detil yang menarik dan malah ide yang memang belum ditemukan dengan karya desain sejenis yang kita buat. Sketsa juga merupakan perbaikan dari thumbnail, jadi bentuknya sudah mulai jelas walaupun keduanya dibuat dengan menggunakan pensil. Sketsa biasanya dibuat lebih dari satu, misalnya minimal tiga sketsa, karena dalam mendesain, yang dipresentasikan sebiknya lebih dari satu desain, supaya klien bisa punya pilihan alternatif.
Ketika sktesa jadi, sketsa-sketsa tadi dipindai dengan menggunakan scanner. Zaman sekarang dengan kecanggihan android, sketsa tadi bisa saja tinggal difoto atau direkam dengan aplikasi sacnner di hp kita. Kalau menggunakan mesin scanner, langkah-langkahnya sudah dibahas sebelumnya. Proses scan sketsa ini tujuannya untuk dibuat secara digital desainnya dengan cara ditracing. Hasil scan disimpan dalam foler proyekmu di drive D.
Langkah berikutnya adalah membuka software yang cocok untuk mengolah idemu menjadi sebuah desain yang komprehensif. Pilihannya hanya dua dengan pengolah vektor atau bitmap, karena sekarang banyak banget pilihannya. Biasanya siy dengan pengolah vektor, impor saja sketsamu di lembar kerja pengolah vektor, kemudian dengan pen tool, atau teknik weld, trim, combine, simplipy, atau teknik lainnya yang disediakan softwarenya sehingga menjadi sebuah desain yang apik, baik dari segi komposisi, warna, dan juga segi informasinya yang pas dan mencerahkan. Kalau sudah jadi selain file vektornya, jangan lupa diekspor sesuai tujuannya apakah filenya bakal diprint, diupload ke internat, atau dijadikan video.
Dan tentu saja yang terakhir adalah presentasi, siapkan presentasi yang sopan, baik, menguasai masalah dan dalam melalui riset dulu. Seorang desainer grafis selain bisa membuat karya juga harus siap menerima kritikan dan komentar dari klien atau semua orang yang melihat karyanya. Apalagi kalau diunggah secara umum, semua orang bebas mengomentari karyanya. Jadi desainer grafis benar-benar harus pintar dan cerdas dalam membuat karya, juga siap secara mental menerima kritikan, dan bijak menyikapi komentar. Dan satu lagi siap kalau diminta merevisi kerjaannya. Yang penting setiap proses untuk klien, harus dibayar klien dengan harga yang pantas, termasuk revisi seharusnya dibuat standar penambaha budgetnya karena itu bagian kerja, apalagi sampai waktunya melewati jadwal deadline. Klien saja berani memotong biaya proyek kalau melewati deadline atau batas waktu pengerjaan, Nah, kalau kita seorang desainer grafis sudah sesuai jadwal, dan waktu yang disepakati molor karena klien, ya jangan lupa ketika membuat kesepakatan kerjasama, sebaikanya seorang desainer garfis berani menambahkan budget kalau keterlambatan pengerjaan disebabkan oleh klien, karena ini adalah sebuah bisnis yang membutuhkan profesionalisme.
Ok, itu saja pembahasna dari proses atau langkah dari ide sampai menjadi sebuah karya desain yang baik, dan sampai presentasi pada klien. Kalau ada pertanyaan, silahkan tulis di komentar, dan jangan lupa untuk subscribe channel kami yaitu CARTOONIM dan Texaz Magz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar