Bila kita mencoba mencari lomba ulang tahun sebuah tempat, entah negara, kota, maupun kabupaten saat ini bisa dengan mudahnya kita temui di dunia maya. Bagi beberapa kota, logo ulang tahun dari waktu ke waktu akan dibuat lebih bagus dari sebelumnya. Sehingga logo yang dipilih bisa bagus dan menarik untuk ditempelkan gak hanya sekedar di kop surat panitia pameran HUT tapi juga keren ditempelkan di suvenir sebagi oleh-oleh dari pameran. Berkaitan dengan pemenang lomba logo HUT Indramayu ke 489 yang bertema kota budaya bisa dibaca melalui salah satu website pada hari Selasa, 27 September 2016 pada pukul 11:24 WIB. Saya mau mencoba mengkritisi logo pemenang mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi. Amiiin...
Warna kuning kijang berkaitan dengan cerita dari sisi mitos pangeran Wiralodra. Dan kijang memang sudah menjadi ciri khas kota Indramayu berdasar cerita sejarah. Yang terbaru adalah ke pohon mangrove, walau jumlah daun, batang pohon, maupun jumlah akar pohonnya masih belum ketahuan untuk menyimbolkan apa? Tapi seharusnya jumlah daun sampai jumlah akar dalam logo haruslah dikaitkan dengan ulang tahun Indramayu, seperti jumlah simbol pada lambang negara. Termasuk pemilih warna daun hijau tua, dan muda, tangkai ungu, dan warna-warna yang dipakai pada angka umur dari kabupaten Indramayu harus mempunyai makna yang pas atau sesuai.
Apalagi berdasar artikel berita yang meliput pengumuman lomba logo, bahwa logo ini menurut kreatornya "Didapat terkait langsung wangsit leluhur Indramayu". Apa itu wangsit? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) wangist/ wang-sit/ artinya pesan (amanat) gaib. Atau isyarat gaib, wahyu berdasar Kamus Sansekerta Indonesia-Dr Purwadi, M. Hum dan Eko Priyo Purnomo, SIP. Jadi apakah relevan atau cocok sebuah logo dikaitakn dengan hal mistik? Kalau logo atau desain dikaitkan dengan ilmu fengshui mungkin pernah mendengar di beberapa media... Tapi kaitan antara wangsit dengan logo atau bidang desain grafis masih terdengar cukup aneh...
Perbedaan antara ketebalan garis (outline) pada angka dengan gambar terasa mencolok, Seakan hanya ditempelkan saja, malah seperti bukan logo. Kalau membayangkan ditempelkan pada paper bag atau merchandize yang lain maka mungkin terasa kurang eksklusif. Mari kita coba bandingkan dengan logo HUT Jakarta, misal tahun 486 dengan banyak warna karena temanya keragaman Jakarta sebagai miniatur Indonesia. Angka empat yang berdiri tegak dibuat menjadi tugu monas. sementara semua angkanya seperti mozaik... Dan coba dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya juga maka akan ada perbedaan yang cukup mencolok tiap tahunnya.
Jadi logo HUT Indramayu ke 489 masih jauh dari kata menarik secara visual. Mungkin juri lomba logo harus mengundang juri yang kompeten di bidang desain grafis, pakar yang sudah diakui secara nasional, mungkin... Atau mengundang dari DGI (Asosiasi Desain Grafis Indonesia). Lombanya dibuat lebih baik dan bagus lagi untuk mendapatkan logo yang baik dan berkesan, selain tersebar beritanya sampai seluruh lapisan masyarakat, khusunya sampai komunitas desain grafis. Apalagi komunitas desainer grafis di Indramayu secara online siy sudah ada... Tapi memang tidak aktif secara nyata. Ya, semoga selain logo tahun depan lebih mantap juga bisa mendongkrak kreatifitas desain grafis Indramayu dan industri kreatifnya yang sudah mulai tumbuh melalui SMK multimedia yang mulai bertumbuhan di berbagai wilayah Indramayu... Dan terus mengeskplor ide memunculkan imej kuat menjadi kota budaya! Semangart!
Saya juga merasa ada yang aneh :D
BalasHapushttp://imadanalis.blogspot.co.id/2016/10/hingar-bingar-hut-indramayu-ke-489-tak.html
Tulisannya Imad Analis melengkapi keanehannya ya hehehe...
Hapus